You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Jelegong
Desa Jelegong

Kec. Rancaekek, Kab. Bandung, Provinsi Jawa Barat

Faktor Ekonomi Tidak Bisa Diabaikan dalam Kesehatan Gigi dan Stunting (MAHASISWA KKN UNPAD)

Admin Desa 09 Februari 2025 Dibaca 122 Kali
Faktor Ekonomi Tidak Bisa Diabaikan dalam Kesehatan Gigi dan Stunting (MAHASISWA KKN UNPAD)

        Oleh :   Revy Rafsanjani

         Stunting masih menjadi masalah krusial dalam tumbuh kembang anak di Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat stunting tertinggi di Asia Tenggara. Stunting bukan sekadar masalah gizi buruk, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kesehatan gigi dan mulut. Namun, faktor ekonomi sering kali menjadi penghambat utama dalam perawatan gigi anak, sehingga berkontribusi pada meningkatnya risiko stunting.

          Kesehatan gigi yang buruk dapat berdampak langsung pada status gizi anak. Kebiasaan malas menggosok gigi sejak kecil dapat menyebabkan berbagai penyakit gigi dan mulut, seperti infeksi dan karies gigi. Jika anak mengalami sakit gigi, nafsu makannya bisa menurun, yang pada akhirnya berdampak pada kurangnya asupan nutrisi. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memicu stunting karena anak tidak mendapatkan gizi yang cukup untuk pertumbuhan optimalnya.

HASIL SURVEI KESEHATAN INDONESIA 2023

1_(1) 

Source: SKI 2023

           Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut di Indonesia masih memerlukan perhatian serius. Pada kelompok umur 3-4 tahun, 5 tahun, dan >35 tahun, Indeks DMF-T (Decayed, Missing, and Filled Teeth) masih tergolong tinggi hingga sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa banyak anak-anak yang mengalami masalah gigi dan berisiko menghadapi dampak kesehatan lebih lanjut, termasuk risiko stunting akibat kurangnya asupan gizi akibat masalah pada gigi dan mulut.

HASIL SURVEI KESEHATAN INDONESIA 2023

2_(1) 

Source: SKI 2023

        Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa sebanyak 76,7% responden tidak pergi ke dokter gigi karena alasan finansial. Ini menunjukkan bahwa biaya menjadi faktor utama dalam keputusan untuk melakukan perawatan gigi, terutama bagi keluarga dengan pendapatan rendah.

Dalam penelitian kami di Desa Jelegong, kami mendapatkan Hasil survei yang dilakukan kepada 25 orang tua anak PAUD/TK yang memperkuat hal tersebut, antara lain:

  • 22 dari 25 responden (88%) menganggap bahwa kondisi finansial sangat berpengaruh terhadap perawatan gigi anak.
  • 6 dari 25 responden (24%) tidak mengetahui adanya hubungan antara kesehatan gigi dan stunting.
  • 12 dari 25 responden (48%) tidak memiliki anggaran khusus untuk perawatan gigi, dan beberapa di antaranya merasa bahwa biaya perawatan gigi anak menjadi beban finansial.

          Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun kesehatan gigi memiliki dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan anak, masih banyak keluarga yang mengabaikannya karena keterbatasan ekonomi.

          Kesehatan gigi yang buruk tidak hanya berdampak pada stunting di setiap anak, tetapi justru memiliki konsekuensi ekonomi yang luas. Menurut World Bank (2006) dalam laporan Repositioning Nutrition as Central for Development, periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sangat penting bagi ibu dan balita, sehingga disebut sebagai periode emas atau periode sensitif. Bank Dunia menyebutnya sebagai Window of Opportunity karena pertumbuhan fisik dan kognitif anak sangat bergantung pada asupan nutrisi yang optimal dalam periode ini. Jika anak mengalami stunting pada fase ini, dampaknya bisa berlangsung hingga dewasa, menghambat pertumbuhan fisik, kognitif, serta mengurangi produktivitas ekonomi di masa depan.

          Selain itu, dampak ekonomi akibat stunting juga tidak bisa dianggap remeh. Kerugian ekonomi akibat stunting sangat signifikan. Mengacu pada PDB Indonesia tahun 2020 yang mencapai sekitar Rp 15.000 triliun, potensi kerugian akibat stunting diperkirakan mencapai Rp 450 triliun per tahun. Hal ini disampaikan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam pembukaan virtual Rapat Kerja Nasional Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tahun 2022 pada 22 Februari 2022.

Mengingat pentingnya perawatan gigi dalam mencegah stunting, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi anak:

  1. Menyikat gigi dua kali sehari

Anak harus dibiasakan menyikat gigi sebelum sarapan dan sebelum tidur di malam hari dengan pasta gigi berfluoride.

  1. Mengenalkan pola makan sehat

Hindari konsumsi makanan tinggi gula dan rendah protein. Biasakan anak mengonsumsi buah dan sayur untuk menjaga kesehatan gigi dan tubuh secara keseluruhan.

  1. Menghindari tidur sambil minum susu

Jika anak masih mengonsumsi ASI atau susu botol, pastikan ia tidak tertidur dalam keadaan menyusu untuk mencegah paparan asam yang dapat merusak gigi.

  1. Konsultasi rutin ke dokter gigi

Pemeriksaan gigi secara berkala di puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat sangat penting untuk mencegah masalah gigi sejak dini.

  1. Memanfaatkan layanan kesehatan

Menggunakan kartu kesehatan seperti BPJS dapat membantu meringankan biaya perawatan gigi anak sehingga aspek finansial tidak lagi menjadi kendala utama.

         Kesehatan gigi memiliki peran penting dalam mencegah stunting, tetapi sayangnya, faktor ekonomi sering menjadi penghambat utama bagi banyak keluarga untuk mendapatkan perawatan gigi yang memadai. Tanpa perawatan yang baik, risiko infeksi gigi dapat meningkat, yang berdampak pada kurangnya asupan nutrisi anak dan akhirnya meningkatkan risiko stunting. Oleh karena itu, edukasi tentang pentingnya perawatan gigi sejak dini serta akses layanan kesehatan yang lebih terjangkau menjadi langkah yang harus terus didorong guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.

Referensi

Kompas. (2022, Februari 22). Potensi kerugian ekonomi akibat stunting capai Rp 450 triliun per tahun. Kompas.id. https://www.kompas.id/baca/humaniora/2022/02/22/potensi-kerugian-ekonomi-akibat-stunting-capai-rp-450-triliun-per-tahun

Khotimah, K. (n.d.). Dampak stunting dalam perekonomian di Indonesia. Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Wijaya Putra.

Nakita. (2023). Bangun keluarga sehat, anak berprestasi: Ketahui pentingnya asuransi kesehatan untuk keluarga. Nakita Grid. https://nakita.grid.id/read/023992854/bangun-keluarga-sehat-anak-berprestasi-ketahui-pentingnya-asuransi-kesehatan-untuk-keluarga?page=all

Pepsodent. (n.d.). Karies gigi pada anak: Pahami penyebab dan cara cerdas mengatasinya. Tanya Pepsodent. https://www.tanyapepsodent.com/tips-kesehatan-gigi/perawatan-gigi-anak/karies-gigi-pada-anak-pahami-penyebab-dan-cara-cerdas-mengatasinya.html

Hello Sehat. (n.d.). Karies gigi pada anak sering terjadi? Hello Sehat. https://hellosehat.com/gigi-mulut/gigi-anak/karies-gigi-pada-anak-sering-terjadi/

Tanoto Foundation. (n.d.). Stunting: Ancaman bagi masa depan anak-anak Indonesia. Tanoto Foundation. https://www.tanotofoundation.org/id/news/stunting-ancaman-bagi-masa-depan-anak-anak-indonesia/

Kebijakan Kesehatan Indonesia. (n.d.). Stunting di Indonesia berpotensi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan beban pembiayaan kesehatan. Kebijakan Kesehatan Indonesia. https://kebijakankesehatanindonesia.net/62-artikel/4536-stunting-di-indonesia-berpotensi-mempengaruhi-pertumbuhan-ekonomi-dan-beban-pembiayaan-kesehatan

Badan Kebijakan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (n.d.). Factsheet kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Badan Kebijakan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/5534/1/04%20factsheet%20Gilut_bahasa.pdf

 

 

 

 

 

 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image